H. Zaki Iskandar Cek Kapal Interceptor Hibah dari Band Asal Belanda, Kadis DLHK Fachrul Rozi: Alhamdulillah

    H. Zaki Iskandar Cek Kapal Interceptor Hibah dari Band Asal Belanda, Kadis DLHK Fachrul Rozi: Alhamdulillah

    TANGERANG, – Usai mendapatkan Clearance dari Authority Pelabuhan Jakarta, Interceptor kapal penyapu sampah akan bersiap-siap beroperasi di wilayah perairan sungai Cisadane Tangerang pada 25 November nanti.

    Mantan Bupati Tangerang Zaki Iskandar bersama tim turut melihat dan mengecek kondisi kapal penyapu sampah Sungai Cisadane, hibah dari grup band Coldplay yang kini terparkir di kawasan Koja, Jakarta Utara.

    H. Zaki terlihat antusias serta sumringah saat melihat kapal penyapu sampah tersebut siap dioperasikan.

    “Saya mengucapkan terima kasih kepada Ocean Cleanup yang sudah bekerja keras membawa kapal interceptor. Terima kasih kepada Coldplay yang ikut membantu memberikan sponsorship kepada interceptor ini, ” ujar pria yang akrab disapa Bang Zaki.

    “Kapal interceptor yang kita proses hampir 2 tahun lalu sudah bisa kita lihat, terpasang serta beroperasi dengan baik. Ini juga harus jadi ide, agar bisa bikin kapal serupa, sehingga ada transfer teknologinya untuk kelestarian lingkungan, ” terang H. Zaki kembali.

    Sebelumnya, Fachrul Rozi selaku kepala Dinas LHK Kabupaten Tangerang sudah menjelaskan bahwa, dirinya bersama tim DLHK merasa bangga dengan pencapaian para pihak Pemkab. Tangerang yang sudah mendukung penuh akan persoalan sampah di wilayah perairan sungai Cisadane Tangerang.

    “Alhamdulillah, Program interceptor 020 telah terlaksana.Wujud nyata Tangerang semakin GEMILANG, hatur nuhun” ujar Fachrul Rozi.

    Sedianya, Band Coldplay asal negara Belanda ini telah menyumbangkan sebuah kapal pembersih sungai bernama Interceptor ke Indonesia untuk membersihkan Sungai Cisadane, Tangerang.

    The Ocean Cleanup, Interceptor Original adalah sistem penghalang dan conveyor yang memusatkan dan mengekstrak plastik dari sungai.

    Jalur aliran sungai disebut tidak akan terganggu karena kapal menggunakan desain katamaran, yang memungkinkan plastik mengalir bebas ke dalam alat dan air terus mengalir mengikuti arus.

    Penghalang pada Interceptor memusatkan puing-puing saat mengapung bersama arus dan mengarahkannya ke sabuk konveyor yang dapat ditembus.

    Pada titik ini, sampah dipindahkan ke atas sabuk ke perangkat ulang-alik otomatis yang mendistribusikan sampah di antara salah satu dari enam kontainer yang terletak di tongkang yang terpisah.

    Setelah penuh, tongkang ditukar, dan sampah dipindahkan ke fasilitas pengelolaan sampah setempat.

    Interceptor tidak memerlukan bahan bakar yang berpolusi dan mahal karena menggunakan tenaga surya. Dengan demikian, kapal pembersih sungai ini punya biaya operasional yang efisien dan kebutuhan tenaga kerja yang minimal untuk aktivitasnya.

    tangerang banten
    Johanda Sulaiman Sianturi

    Johanda Sulaiman Sianturi

    Artikel Sebelumnya

    Dalam Pengungkapan Kasus, Polresta Bandara...

    Artikel Berikutnya

    Serap Aspirasi dan Memberikan Solusi, Masyarakat...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Berikut Pentingnya Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Dalam Mendorong Investasi di Banten
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 

    Ikuti Kami